Logo

Dukung SLPHT Bio Intensif, Departemen Proteksi Tanaman IPB Gelar Layanan Konsultasi Pertanian di Indramayu

Indramayu, 21/2/2021.

Selama dua hari, Sabtu (20/2) dan Minggu (21/2) sejumlah staf dosen dan mahasiswa Proteksi Tanaman IPB terjun langsung melayani konsultasi kesehatan tanaman bagi para petani di Blok Darim, Desa Kendayakan, Kecamatan Losarang, dan desa Puntang, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu.  Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian acara dalam rangka Peluncuran Laboratorium Lapangan dan Peringatan Hari Gotong Royong pada Minggu, 21/2/2021. Acara yang  diselenggarakan oleh Forum Darim Bersatu (Forrimber) yang didukung oleh Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), Gerakan Petani Nusantara (GPN), dan Departemen Proteksi Tanaman IPB ini menjad salah satu puncak dari agenda Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) Bio Intensif yang telah dimulai sejak bulan Desember 2021, sebagai upaya peningkatan daya lenting dan ketahanan pangan keluarga.

Suradi, Ketua Panitia acara menyatakan bahwa acara ini dimaksudkan sebagai upaya menguatkan kekompakan petani untuk mengatasi persoalan baik di lingkungan maupun di lahan pertanian. Pada acara ini petani peserta SL menyampaikan hasil sementara pembelajarannya. "Kami sangat senang ikut SL ini karena dapat pembelajaran banyak. Selama ini saya menanam padi tapi banyak hal yang baru saya tahu" ujar Yanto, peserta SL. Bonjok Istiaji, MSi, Kepala Klinik Tanaman IPB, yang hadir pada acara ini menyatakan bahwa sekolah lapang sangat penting untuk meningkatkan pemahaman petani tidak hanya terkait hama penyakit namun juga budidaya secara keseluruhan. "Kami senang petani disini melakukan sekolah lapang. Artinya petani punya semangat untuk belajar dari guru sejati, yaitu alam, sehingga usaha taninya bisa berhasil" ungkap Bonjok

Pada kesempatan itu, Bonjok juga menegaskan bahwa insiatif petani ini perlu dikembangkan dan didukung. Oleh karenanya, Klinik Tanaman IPB menyediakan diri untuk menjadi teman belajar bagi petani. Sementara itu, Dr. Suryo Wiyono, dosen Proteksi Tanaman sekaligus Ketua GPN mengungkapkan bahwa acara ini sangat baik terutama untuk menjaga dan menularkan semangat gotong royong. Semangat ini juga diperlukan dalam pertanian. "Petani perlu menjaga semangat kebersamaan. Banyak persoalan di lahan yang bisa diselesaikan dengan gotong royong. Mengatasi hama tikus, saluran yang rusak adalah contoh dimana semangat kebersamaan ini diperlukan" ujar Suryo. Semangat gotong royong menjadi kekuatan petani Nusantara. Ini perlu dikukuhkan sebagai syarat supaya kita bisa berdaulat, pungkas Suryo. Bagi Yanto, gotong royong ini perlu terus dipelihara dan dikuatkan terutama dalam dunia pertanian. "Dengan semangat ini kami akan terus belajar dan bisa menjawab tantangan ke depan" pungkasnya.