Logo

Prof. Sri Hendrastuti Hidayat Menjadi Narasumber dalam Webinar Asosiasi Benih Asia Pasifik

Penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh infeksi virus selalu menjadi ancaman terhadap produktivitas tanaman. Selain karena kemampuannya menyebar dengan sangat cepat, infeksi virus bersifat sistemik sehingga menimbulkan kesulitan dalam penentuan strategi pengendaliannya. Para peneliti virologi tumbuhan di berbagai institusi internasional kerap mengadakan kajian mendalam dengan sasaran terhimpunnya strategi pengendalian untuk menyelamatkan produksi tanaman.

Webinar “Asian Solanaceous and Cucurbits Roundtable-Expert Talk on Crop Improvement” (24/2) yang digelar The Asia Pacific Seed Association,  Prof. Sri Hendrastuti Hidayat, Guru Besar IPB University dari Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian menyampaikan materi tentang kemunculan dan persebaran virus yang menginfeksi tanaman dari famili Cucurbitacae di Indonesia. Ahli penyakit tanaman dari IPB University ini juga memaparkan bahwa survei lapangan yang dilakukan beberapa tahun terakhir ini pada pertanaman cucurbit (diantaranya mentimun, melon, semangka, labu, oyong), terutama di Pulau Jawa, mengindikasi munculnya penyakit-penyakit baru yang belum pernah dilaporkan sebelumnya. “Beberapa faktor yang berperan terhadap insidensi ini adalah perubahan iklim dan pola budi daya yang diterapkan oleh para petani.  Oleh karena itu, penelitian-penelitian tentang keragaman genetik, metode diagnosis, kajian penularan virus perlu lebih banyak dilakukan,” ujar pakar virologi tumbuhan ini.

Pada webinar ini juga disampaikan bahwa para peneliti virologi tumbuhan di Indonesia terus bekerja sama dalam menyusun strategi pengendalian virus tumbuhan secara komprehensif. Seri webinar yang bertajuk “Evolution and Emergence of Viruses in Asia Pacific Region” ini juga menghadirkan Dr. Christy Jeyaseelan Emmanuel dari University of Jaffna, Sri Lanka yang berbicara mengenai Begomovirus sebagai tantangan produksi pada berbagai jenis tanaman sayuran.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh The Asia Pacific Seed Association (APSA) ini dihadiri oleh para pakar dan peminat ilmu virologi tumbuhan dari 29 negara dan webinar bertajuk serupa diadakan setiap dua bulan sekali. (**/Zul)