Logo

Seri Dokter Tanaman IPB: Mengatasi kekeringan pada tanaman dengan pendekatan mikrobiologis

Kekeringan adalah kejadian yang sebenarnya bisa diprediksi melalui pendekatan klimatologi serta ilmu pendukung lainnya. Kekeringan yang akan terjadi tersebut dapat diantisipasi jauh-jauh hari agar meminimalkan dampak yang bencana.

Kekeringan tidak hanya melanda perdesaan dan perkotaan tetapi juga hewan dan tumbuhan khususnya pertanian.  Berikut beberapa teknik yang telah diteliti dan dipraktekkan oleh petani di beberapa tempat di Indonesia  khususnya pada tanaman padi dan cabai.

1. Perlakuan bahan organik

Modifikasi tanah yang dimaksud yaitu melakukan perbaikan terhadap kapasitas penyimpanan air dalam tanah serta melancarkan infiltrasi air ke dalam tanah yang lebih dalam lagi. Solusi khususnya bagi tanah yang memiliki bahan organik rendah di bawah 2% yaitu dengan penambahan bahan organik.

Bahan organik ditambahkan selain sebagai peningkat water holding capacity juga sebagai reaktor sifat biologi dan kimia dalam tanah. Sehingga selain meningkatkan penyimpanan air menjadi ketahanan yang lebih lama juga mampu membantu menyediakan hara yang diperlukan tanaman.

Bahan organik pada tanah pasir sebagai perekat agar air dapat bertahan dalam top soil dan pada tanah lempung sebagai perenggang antar molekul tanah sehingga tanah menjadi remah dan air tidak run off atau lewat begitu saja karena sulit masuk ke dalam tanah.

Bahan organik tersebut dapat berupa kompos, mulsa jerami, sekam atau apa saja yang dapat digunakan sebagai bahan pembenah tanah atau perbaikan tanah. Bahan tersebut juga dapat berasal dari tanaman-2 atau tumbuhan atau sisa ternak baik kotoran maupun sisa pakan yang terbuang yang dekat dari lahan pertanian. Tentu ini dalam jangka panjang dapat meningkatkan kesuburan tanah serta keberlanjutan kebermanfaatan tanah. Pengembalian jerami pada sawah tadah hujan, di Kuningan, Subang dan Blora terbukti bisa mengurangi frekuensi pengairan menggunakan popmpa air sebanyak 60%

2. Penggunaan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria)  dan (Plant Growth Promoting Fungi) PGPF

PGPG bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan akar supaya bertambah ekstensif. Perakaran yang banyak dan lebat tersebut dapat membantu tanaman dalam menghadapi cekaman kekeringan. Selain itu juga membantu tanaman dalam penyediaan hara dengan bakteri pelarut hara tanah seperti phospat dan lain sebagainya.   Dengan perakaran yang lebih ekstensif, tanaman lebih tahan kering.  Penggunaan PGPR pada cabai  pada uji coba  Klinik Tanaman di Cibungbulang Bogor, mengurangi kematian karena kekeringan sebesar 72%.

3. Penggunaan cendawan endofit

Cendawan  endofit merupakan cendawan yang hidup  di dalam jaringan tanaman.  Beberapa isolat khusus cendawan endofit seperti Penicillium sp. isolat Klinik Tanaman IPB, bisa meningkatkan ketahanan padi terhadap kekeringan yang ekstrim.   Cendawan endofit ini membuat tanaman toleran kering dengan cara mempengaruhi membuka menutupnya stomata.  Teknik ini sudah diuji coba petani padi  dan berhasil memperkuat padi dari kekeringan , di Bojonegoro, Tegal, dan Indramayu.

Artikel oleh:

Dr. Ir. Suryo Wiyono, M.Sc.Agr

#DokterTanaman #DokterTanamanIPB #kekeringan #PGPR #AgensHayati