Logo

Dokter Tanaman IPB University Gelar Konsultasi Secara Online untuk Publik

Klinik Tanaman IPB di bawah Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian IPB University selenggarakan konsultasi online, (7/8). Pada kesempatan ini hadir para dosen yang merupakan para pakar di bidang Proteksi Tanaman IPB University yaitu Dr Widodo (Mikologis), Dr Abdjad Asih Nawangsih (Bakteriologis) dan Bonjok Istiaji, SP, MSi (Entomologis).

Dr Widodo menjelaskan bahwa tanaman yang terserang bulai atau embun bulu akan terlihat kerdil dan daunnya menguning. "Meskipun tetap bisa panen, tetapi hasilnya tidak akan bagus sehingga produktivitas akan menurun," jelas Ahli Cendawan IPB University ini.

Penyakit bulai dengan nama latin Peronospora maydis memiliki tiga jenis yaitu P. maydis, P. philippinensis, dan P. sorghi. Dari ketiga spesies bulai, P. sorghi yang paling unik karena dapat menular melalui perakaran.

"Penyakit ini merupakan parasite obligat yang hanya dapat hidup pada tanaman hidup serta dapat hidup pada biji. Dominan penyebarannya ditularkan melalui benih. Bulai juga ditemukan menyerang pada sorghum, tebu liar, sudan grass dan lainnya," ungkapnya.

Menurutnya, strategi pengelolaan yang dapat dilakukan yaitu preemptif dan preventif. "Tindakan preemptif seperti penggunaan benih sehat, menghindari menanam di sekitar area terserang, perlakuan Plant Growth Promoting Rhizobakteri (PGPR) dan lain-lain. Untuk tindakan preventif dapat dilakukan sampai umur 30-45 hari setelah tanam," ujarnya.

Sementara itu Dr Abdjad Asih Nawangsih menjelaskan penyebutan penyakit darah (Blood Disease Bacteria/BDB) disebabkan karena batang yang dipotong melintang akan berwarna merah seperti darah atau lendir yang merupakan ooze dari bakteri.
"Gejalanya daun layu seperti patah. Pada buah pisang yang dipotong melintang juga terlihat adanya bercak kemerahan melingkar. Diketahui nama terbaru dari penyakit ini adalah Ralstonia syzygii subsp. celebensis,” jelas Pakar Fitopatologi IPB University ini.  

Menurutnya jika tanaman pada fase generatif (berbuah) maka buahnya akan terasa pahit. "Pembersihan lahan sangat penting agar sisa tanaman sakit tidak menular melalui alat pertanian. Pencegahan dapat dilakukan dengan pembungkusan buah. Penularan BDB dapat melalui serangga penyerbuk, sehingga pembungkusan dan pemotongan jantung pisang yang sudah akhir dapat dilakukan untuk mengurangi risiko penularan," paparnya.

Bonjok Istiaji, SP, MSi menjelaskan seputar hama dan penyakit padi. Menurutnya yang menjadi masalah sebetulnya adalah kondisi habitat sawah yang tidak seimbang.
Penggunaan pupuk sintetik berlebihan dan penggunaan pestisida yang tidak bijaksana menyebabkan terbunuhnya para penjaga tanaman padi tersebut. Bonjok menjelaskan bahwa Indonesia mempunyai warisan kearifan lokal untuk tanaman padi yaitu sugih winih, gemi lemi, tanggon banyu, serta angon mangsa.

"Sugih benih artinya melimpahnya benih padi sehingga dapat digunakan untuk musim tanam berikutnya. Gemi lemi yaitu mengembalikan kompos ke tanah yang berguna untuk tanaman dan juga dibutuhkan mikroorganisme serta arthropoda tanah untuk menunjang tanaman. Tanggon banyu yaitu menjaga air pada kapasitas lapangannya dan angon mangsa yaitu menunggu musim. Sehingga petani tidak melakukan penanaman sepanjang musim karena dapat menyebabkan ketersedian pakan oleh hama dan penyakit sepanjang musimnya," jelasnya.

Sebagai tindakan pencegahan Bonjok menghimbau untuk membuat ‘kebun binatang’ di lahan untuk memberikan keseimbangan dalam ekosistem.
"Meskipun ada wereng di tanaman tetapi langsung diseimbangkan atau dikendalikan populasinya oleh kumbang tomcat maupun predator lainnya," ungkapnya. (IR/Zul)

Video berlangsungnya konsultasi online bisa di lihat dibawah ini:


#DosenIPBUniversity #Hamadanpenyakit #ProteksiTanaman #DokterTanamanIPB

SDG : SDG 4 - PENDIDIKAN BERMUTU, SDG 9 - INFRASTRUKTUR, INDUSTRI DAN INOVASI, SDG 15 - MENJAGA EKOSISTEM DARAT