Logo

Guest lecture Series 14th: Plant Pathogenic Bacteria (PTN623)

Guest Lecture IPB University Ungkap Penyakit Darah pada Pisang Sudah Menyebar (Kumparan.com)

Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, IPB University mendukung pengayaan pengalaman belajar bagi mahasiswa pada transformasi digital di era COVID-19. IPB University juga mengusung sebuah format edukasi yang menyediakan wadah interaksi bagi mahasiswa dan tenaga profesional melalui diskusi dan kompetensi interpersonal dalam program Guest Lecture Series.

Pada Guest Lecture Series ke-14, (11/4), hadir Jane Ray, seorang senior plant pathologist dari Northern Territory Government, Australia untuk membawakan materi bertema “Biology and Epidemiology of Banana Blood Disease”. Materi ini merupakan bagian dari studi doktoral Jane Ray di The University of Queensland dimana penelitian lapangannya dilaksanakan di Yogyakarta, Indonesia.

Menurut Jane, Indonesia merupakan pusat biodiversitas tanaman pisang (Musa sp.). Penyakit darah pisang (Blood Disease of Banana/BDB) yang disebabkan oleh bakteri Ralstonia syzygii subsp. celebesensis merupakan salah satu penyakit penting pada pisang selain penyakit layu dan moko.

“Penyakit BDB di Indonesia pertama kali ditemukan di sebuah pulau kecil di Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 1905. Setelah laporan penyakit BDB tahun 1907 di Sulawesi Barat, penyakit BDB ini baru kembali dilaporkan pada tahun 1987 di daerah Jawa Barat. Hasil penelitian saya tahun 2021, penyakit BDB di Indonesia telah menyebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Lombok, Sumbawa, hingga Maluku,” jelasnya.

Selain meneliti daerah sebaran BDB, Jane menyebutkan bahwa aspek biologi dari penyakit ini sangat penting dilakukan sebagai salah satu bagian dari pengendalian penyakit yang terintegrasi.  “Gejala khas penyakit BDB berupa daun nekrosis dan layu, bagian dalam buah pisang muda yang terinfeksi berwarna kecoklatan dan adanya warna kemerahan seperti darah pada bagian  jaringan pembuluh angkut,” ujarnya.

Ia menjelaskan, hasil dari studi biologi di lapangan diketahui bahwa penyakit BDB ini dapat ditularkan secara mekanis. Bisa juga melalui perantara serangga, kelelawar, burung dan aktivitas manusia serta dari tanaman induk (mother plant) ke anakan (sucker).

“Penggunaan alat pertanian yang steril, bahan tanam yang sehat, sanitasi dapat mencegah penularan dan menekan penyebaran penyakit,” imbuhnya.  Menurutnya, salah satu komponen penting dalam pengendalian penyakit BDB ini adalah teknik deteksi yang spesifik dan akurat. Perakitan teknik deteksi menggunakan real-time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) dengan menggunakan sepasang primer yang sekuennya diambil dari bagian kromosom bakteri berhasil mendeteksi R. syzygii subsp. celebesensis secara spesifik dari berbagai wilayah.

Mengingat pentingnya penyakit BDB ini, Jane Ray menyebutkan perlu adanya penelitian lanjutan. Seperti alternatif strategi pengendalian, screening varietas tahan, studi penularan BDB melalui tanah dan air, serta identifikasi keragaman genetik R. syzygii subsp. celebesensis untuk mengetahui ada atau tidaknya strain bakteri tersebut. (**/Zul)

Artikel di Kumparan.com

Lecture Material

Guest Lecture Material 1

Guest Lecture Material 2

Guest Lecture Material 3

Guest Lecture Material 4

untuk informasi lengkapnya, silahkan untuk menonton video berikut: