Logo

Dosen IPB University Mengadakan Pelatihan Identifikasi Semut Kepada Peneliti di PT. Great Giant Pineapple (Artikel IPB News)

Semut dapat berperan sebagai serangga yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan. Di PT Great Giant Pineapple (GGP), diketahui bahwa virus PLM dibawa oleh kutu putih dari spesies Dysmicoccus brevipes dan D. neobrevipes. “Mealybugs tidak bisa berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain dengan jarak yang cukup jauh. Penyebaran kutu putih dibantu oleh semut,” ujar Dr Tri Asmira Damayanti, MAgr, Dosen IPB University dalam pelatihan Identifikasi Semut di Plant Protection Laboratory, PT Great Giant Pineapple (GGP), beberapa waktu lalu.

Pelatihan ini merupakan bagian dari kegiatan Kedai Reka Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) yang diketuai oleh Dr Tri. Adapun peserta yang hadir adalah peneliti dari PT GGP sebanyak 12 orang.

Basuki, Head of RnD Crop Protection PT GGP, mengatakan semut memiliki peran tersendiri dalam proses penyebaran kutu putih yang nantinya bisa menjadi vektor virus PLM pada nanas. Diketahui virus PLM yang menyerang nanas dapat menurunkan kualitas buah dan bobot buah hingga 50 persen.

Menurutnya, serangan virus yang disebarkan oleh semut juga berbahaya karena banyak serangan di lapangan yang tidak menunjukkan gejala (symptomless), tetapi sudah terdeteksi adanya serangan virus. Potensi kehilangan hasil akan lebih tinggi karena sulitnya deteksi tanpa gejala.

“Nanas yang tidak menunjukkan gejala lebih berbahaya karena kutu putih dapat menyedot sari tanaman dari buah nanas yang terserang PLM dan semut dapat menyebarkannya ke perkebunan nanas yang lebih luas. Untuk itu, pelatihan semut menjadi salah satu hal penting dalam keberhasilan PLM. pengendalian penyakit pada nanas,” imbuhnya.

Dalam pelatihan ini hadir Dr. Idham Sakti Harahap dan Nadzirum Mubin, SP, MSi dari Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian IPB University sebagai narasumber.

Menurut dr Idham, semut berperan penting dalam proses penyebaran kutu putih. Kutu putih yang masih kecil akan dibawa dan digerakkan semut untuk mencari perkebunan nanas baru.

“Kutu putih mendapat manfaat dari perlindungan dari semut, sementara semut mendapat manfaat dari embun madu yang dihasilkan oleh kutu putih. Hubungan kutu putih dengan semut merupakan perilaku yang saling menguntungkan atau biasa disebut dengan hubungan simbiosis mutualisme,” jelasnya.

Sementara itu, Nadzir, salah satu dosen muda IPB University menjelaskan, sekitar 10 spesies semut telah berhasil diidentifikasi dalam pelatihan ini. Mereka adalah Odontomachus sp, Polyrhachis sp, Pheidole sp, Solenopsis sp, Ponera sp, Nylanderia sp, Tapinoma melanocephalum, Technomyrmex sp, Anoplolepis gracilipes dan Monomorium pharaonic.

“Semut yang berhasil diidentifikasi adalah semut yang ditemukan di perkebunan nanas PT GGP. Beberapa semut ini berasosiasi langsung dengan kutu putih dan ada juga yang tidak,” jelas Nadzir.

Dari pelatihan ini, Nadzir berharap peneliti riset dari GGP mampu mengenali perilaku dan mampu mengidentifikasi semut. Baik semut yang berasosiasi dengan kutu putih maupun yang tidak.

“Dengan mengetahui perilaku dan jenis semut di lapangan, tindakan pencegahan dan pengendalian juga dapat dilakukan dengan cepat dan tepat,” ujarnya. (**/Zul-IPB News)