Logo

Daftar Berita

Guest lecture Series 29: MK. Karantina Tumbuhan (PTN1303)

Flyer-guest-lecture-29

Sabtu, 02 Desember 2023. Departemen Proteksi Tanaman,  Fakultas Pertanian - IPB University mengadakan Guest Lecture Seri 29: MK. Karantina Tumbuhan (PTN1303) dengan Judul "Karantina Indonesia dan Tantangannya pada Masa Depan" yang menghadirkan pembicara Dr. Antarjo Dikin (Badan Karantina Indonesia). Guest Lecture ini diselenggarakan secara online menggunakan Zoom Meeting pada pukul 09.00 WIB sampai dengan selesai. Pada paparannya Dr. Antarjo Dikin menjelaskan peranan dan sepak terjang Badan Karantina Indonesia yang selama ini berjuang melindungi Indonesia dari OPT yang berbahaya masuk ke Indonesia, untuk lebih jelasnya mengenai Guest Lecture ini silahkan disimak pada video dibawah:

#SDGs13 #SDGs15

Dosen Mengabdi: Kenalkan Kelebihan Pupuk Hayati Berkelanjutan Kepada Bupati Blora (IPB News)

IPB News - Dr Yunik Istikorini dosen Departemen Silvikultur beserta dosen muda lainnya dari Departemen Proteksi Tanaman IPB University yaitu Fitrianingrum Kurniawati dan Nadzirum Mubin memperkenalkan berbagai kelebihan dari pupuk hayati.

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Bupati Blora, H Arief Rohman beserta pejabat lainnya juga para kelompok tani Desa Gondel beserta Ibu-Ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) pada 11 November 2023 di Kantor Balai Desa Gondel, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora.

“Pupuk hayati merupakan pupuk organik yang ditambahkan dengan mikroba bermanfaat. Banyak mikroba potensial yang dapat ditambahkan di dalam pupuk organik agar pupuk tersebut memiliki nilai tambah sehingga mineral di dalam pupuk dapat diserap oleh tanaman dengan baik,” ungkap Yunik.

Ia menyebutkan banyak mikroba potensial seperti Trichoderma, Gliocladium, Bacillus, Pseudomonas fluorescens, Azosprillium, dan Azotobacter. Mikroba potensial tersebut sangat mudah diperoleh, misalnya dari tanah hutan, daerah sekitar perakaran (rhizosfer) bambu, pisang, rumput dan tanaman sehat lainnya.

“Tanaman yang ditambahkan pupuk hayati memiliki kelebihan dibandingkan dengan pupuk sintetik. Pupuk hayati yang ditambahkan pada tanaman cenderung lebih sehat dan produktif serta memiliki produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan tanaman yang ditambahkan pupuk sintetik,” ujarnya.

Ia menjelaskan, penggunaan pupuk sintetik memberikan dampak yang sebaliknya, selain harganya yang mahal, pupuk sintetik sulit diperoleh. Penggunaan pupuk sintetik yang berlebihan dan terus menerus dapat menyebabkan kerusakan tanah sehingga penanaman di musim berikutnya dapat menurunkan produktivitas dari tanaman.

Bupati Blora, menyambut baik dengan adanya program ini, selain bisa mandiri membuat pupuk organik hayati juga diharapkan pupuk hayati mampu menjadi suatu produk yang nantinya dapat diperjualbelikan.

“Program ini sangat baik sehingga mampu memberikan tambahan pendapatan para kelompok tani di Kabupaten Blora,” ungkap Arief. (Lp)

#SDGs3 #SDGs15 #SDGs17

Dosen PTN Menjawab: Viral, Foto Semut Bisa Menyemburkan Air, Spesies Apakah Itu? (Kompas.com)

KOMPAS.com - Unggahan foto segerombolan semut yang menyemburkan air ke atas viral di media sosial Twitter. Foto itu dibagikan oleh salah seorang warganet pada Selasa (21/3/2023). Terlihat di dalam foto, segerombolan semut menyemburkan air dari tubuh mereka ke arah atas.

Screenshot 2023-12-28 100823

"Mpsshhh," tulis akun ini. Unggahan tersebut kemudian memanen beragam komentar dari warganet. "Semut-semut kecil kalian sedang ngapain?" tanya akun ini. "Pipis berjamaah wkwk," tulis akun ini. "Sumpah ini bau dan rasanya kecuuuuuuttttt asem banget. Apalagi pas nyemplung di cangkir teh kita terus kita minum," ujar akun ini. Hingga Rabu (23/3/2023), unggahan tersebut sudah tayang sebanyak 947.600 kali, disukai 4.585 pengguna Twitter, dan di-retweet 295 kali. Lalu, sebenarnya apa yang dilakukan semut-semut itu saat menyemburkan air?

Pertahanan diri semut Dosen Departemen Proteksi Tanaman Institut Pertanian Bogor (IPB) Nadzirum Mubin menyatakan, tindakan semut yang menyemburkan atau menyemprotkan air tersebut merupakan upaya yang dilakukan untuk bertahan hidup. "Lebih tepatnya menyemprotkan cairan yang merupakan bagian dari pertahanan semut. Cairan tersebut bisa disebut dengan asam format (acid formic)," jelasnya kepada Kompas.com, Rabu (22/3/2023). Anggota Perhimpunan Entomologi Indonesia (PEI) ini menjelaskan, tindakan tersebut hanya dilakukan oleh kelompok semut dari subfamili Formicinae. Semut ini memiliki ciri berupa satu petiole atau node pada tubuhnya. Semut Formicinae biasanya hidup di hutan bebas. Menurutnya, semut ini juga ada di Indonesia namun belum banyak informasi yang membahasnya. Ia mengatakan, semut jenis ini aslinya memiliki sengat tapi tereduksi atau berkurang sehingga tidak dapat digunakan untuk melawan musuh. Sebagai gantinya, Formicinae memiliki kelenjar racun berisi asam format dalam jumlah sangat besar.

"Sengatnya tereduksi sehingga alat pertahanannya menggunakan asam format untuk mengusir musuh atau pengganggunya," lanjutnya. Saat semut Formicinae merasa dirinya terancam, ia akan menyemburkan asam format itu ke arah musuhnya. Musuh semut ini antara lain semut lain yang berukuran lebih besar, kadal, atau katak.

Nadzirum menambahkan, setiap spesies semut memiliki asam format yang berbeda. Efek dari zat ini tergantung jenisnya. Ada asam format yang akan menimbulkan efek panas sehingga musuh yang terkena semprotan akan mati atau kabur. Ada juga yang menimbulkan bau tidak sedap sehingga pengganggu terusir. "Ke manusia efeknya tidak terlalu serius," tambah Nadzirum. Meski begitu, menurutnya, manusia yang memiliki alergi dan terkena asam format dalam jumlah banyak maka akan berisiko mengalami kondisi serius. Contohnya, jika sampai terkena mata bisa memberikan efek gangguan penglihatan. "Tapi selama ini belum pernah ada laporan mengenai kejadian tersebut," pungkasnya.

Guest Lecture Series 28: MK. Hama Gudang dan Pemukiman

Flyer GL 28

Sabtu, 25 November 2023. Departemen Proteksi Tanaman,  Fakultas Pertanian - IPB University mengadakan Guest Lecture Series 28: MK. Hama Gudang dan Pemukiman dengan Judul "Bisnis Pest Control di Indonesia" yang menghadirkan pembicara Harlan Bengardi, BSBA, PGHM (PT. Pestigo). Guest Lecture ini diselenggarakan di Gedung Kuliah A (GKA) Departemen Proteksi Tanaman pada pukul 09.00 WIB sampai dengan selesai. Pada paparannyaHarlan Bengardi, BSBA, PGHM menjelaskan pengalamannya sebagai CEO pada perusahaan pest control dan bagaimana beliau menjalankan perusahaan tersebut, untuk lebih jelasnya mengenai Guest Lecture ini silahkan disimak pada video dibawah:

#SDGs13 #SDGs15