Logo

Daftar Kegiatan

Seminar Agroekologi Nusantara

 

Seminar Agroekologi Nusantara

Jalan Lurus Kedaulatan Pangan

IPB Darmaga, 29 November 2016


  1. Pendahuluan

Agroekologi pada dasarnya bukan sekadar pengetahuan yang berasal dari masa lalu atau pengetahuan tradisional tentang cara bertani karena secara sederhana. Agroekologi bisa diartikan sebagai ilmu pengetahuan ekologi ke dalam desain pengelolaan pertanian yang mempunyai perencanaan, rancangan dan pengelolaan sistem pertanian pangan.

Sebagai ilmu pengetahuan yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh jutaan keluarga petani khususnya oleh perempuan petani di seluruh dunia, agroekologi merupakan bentuk produksi pertanian yang proses mengatur dan membangun komunitas untuk menentukan nasib sendiri. Melalui agroekologi, masyarakat bersama-sama mencari solusi untuk menghasilkan pangan yang sehat dan mensyaratkan masyarakat memiliki akses dan kontrol terhadap sumber daya lokal seperti tanah, air dan benih. Tujuan agroekologi adalah untuk mencapai lingkungan yang seimbang dengan hasil yang berkelanjutan, didukung oleh kesuburan tanah, regulasi musuh alami melalui desain diversifikasi agroekosistem dan penggunaan teknologi rendah input.

Oleh karenanya, agroekologi bukanlah praktik pertanian alternatif, namun sebagai gerakan sosial yang dilakukan oleh petani untuk memperjuangkan sumber daya lokalnya agar tetap terpelihara memenuhi pangan mereka dan sekaligus menjaga keseimbangan alam. Agroekologi dapat memberi makan semua bangsa dengan makanan sehat sekaligus merawat bumi. Agroekologi adalah perjuangan lokal untuk mencapai kedaulatan pangan suatu negara.

Namun sayangnya, di Indonesia agroekologi belumlah menjadi mainstream baik dalam paradigma berpikir maupun praktik oleh para ilmuwan, pemerintah, petani, pengusaha jurnalis dan berbagai pihak yang terkait  di bidang pertanian. Terbukti temuan Tim Klinik Tanaman IPB dan Yayasan Nastari tahun 2008 pada 24 Kabupaten di Jawa Tengah bahwa selama ini praktik bertani telah menyebabkan degradasi lingkungan berupa penurunan tingkat kesuburan lahan akibat penggunaan input kimia sintetis yang terus menerus dan berlebihan. Praktik ini juga telah menyebabkan munculnya berbagai hama dan penyakit tanaman baru.

Selain itu, Peneliti Utama dari Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Tri Pranadji (2006) mengatakan bahwa rusaknya lingkungan dan rendahnya produksi dalam jangka panjang berawal dari cara pandang dan kebijakan pembangunan pertanian yang diambil pemerintah. Dalam catatannya sejak pemerintah orde baru proses degradasi agroekosistem dimulai yang  konsep pembangunannya lebih menekankan pada pertumbuhan ekonomi dengan melakukan over exploitation terhadap sumber daya alam yang kemudian terus berlanjut hingga sekarang yang diperparah lagi dengan adanya perubahan iklim.  Hal ini mendorong terus terjadinya kerusakan ekosistem hutan, lahan pertanian, dan sumber-sumber air di pegunungan.

Jika paradigma seperti ini terus berlanjut, maka cita-cita Kedaulatan Pangan dalam program Nawacita Presiden Jokowi pun akan menyisakan berbagai persoalan lingkungan dan lebih jauh akan mereproduksi rusaknya tatanan sosial budaya dari praktik pertanian yang sarat dengan input luar. Perubahan paradigma pembangunan pertanian tak bisa ditunda lagi. Oleh karenanya diperlukan upaya yang kuat mengarusutamakan agroekologi dalam mainstream pembangunan Indonesia baik secara prinsip maupun praktiknya. Jika pengarusutamaan ini dilakukan secara efektif, agroekologi berpotensi menjawab tantangan kebutuhan pangan, degradasi dan pencemaran lingkungan akibat praktik pertanian konvensional serta mampu berkontribusi untuk mengatasi dampak perubahan iklim. Selain itu juga dapat menciptakan ruang sosial politik menuju kedaulatan pangan.

Memahami persoalan tersebut maka diperlukan sebuah forum untuk berdiskusi dan berdialog diantara para pihak peduli agroekologi tersebut diatas untuk mendorong pengarusutamaan dan menggagas konsep serta kebijakan agroekologi yang sesuai dengan kondisi ekologi pertanian Indonesia. Indonesia harusnya mampu merumuskan konsep agroekologinya sendiri berdasarkan keragaman nilai, falsafah dan praktik-praktik pertanian tradisional nusantara. Dengan seminar agroekologi ini diharapkan akan muncul sebuah gagasan, arah dan langkah baru dalam mendorong pembangunan pertanian masa depan yang mampu mensejahterakan petani dan melestarikan lingkungan hidup serta mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia.

  1. Tujuan
  • Memperkuat isu agroekologi sehingga menjadi common isu bagi pemangku kepentingan sehingga menjadi pilihan kebijakan pemerintah dan praktik pertanian di level petani dalam usaha mengatasi kelaparan dan mewujudkan kedaulatan pangan.
  • Mendorong terjadinya sharing pengetahuan dan pengalaman terkait agroekologi diantara petani, petani dengan akademisi, petani dengan pemerintah dan dengan pemangku kepentingan lainnya.

 

  1. Keluaran
  • Terselenggaranya forum sharing yang mempertemukan petani, akademisi, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya.
  • Tersedianya laporan seminar berupa 1). Dokumen pengalaman-pengalaman empiris dan pandangan narasumber dari berbagai perspektif. Risalah ini akan bermanfaat sebagai rujukan bahwa praktik agroekologi telah dilakukan oleh para petani dan berbagai pihak di lapangan, 2). Policy brief dan rancangan konsep serta rencana riset aksi tentang agroekologi untuk disampaikan kepada pemerintah dan disebarluaskan ke pemangku kepentingan lainnya.
  • Rumusan Agroekologi Nusantara
  1. Peserta

Seminar Agroekologi Nusantara ini dirancang sebagai sebuah forum diskusi besar menghadirkan komponen-komponen penting diantaranya para petani, pemerintah, ilmuwan, mahasiswa, akademisi, lembaga swadaya masyarakat, jurnalis, serta pihak-pihak lainnya yang berkepentingan. Sebanyak 125 peserta akan terlibat dalam Seminar

 

 

  1. Acara
  1. Upacara pembukaan

Dihadiri oleh seluruh peserta dan dihadiri para undangan seperti perwakilan pemerintah, tokoh-tokoh bangsa peduli petani,  para akademisi, perwakilan pemerintah daerah dan perwakilan FAO. Key note speech pada pembukaan diharapkan dari Duta Besar Perancis untuk Indonesia. 

  1. Seminar agroekologi

Seminar “Agroekologi Nusantara: Agroekologi Jalan Lurus Menuju Kedaulatan Pangan”. Narasumber berasal dari perwakilan Lembaga Internasional, Akademisi, Pemerintah dan Petani yang akan memaparkan pandangan mereka terkait tema seminar.

  1. Diskusi tematik

Diskusi Tematik mencakup aspek-aspek penting dalam agroekologi tentang perkembangan sains agroekologi di Indonesia, regulasi dan kelembagaan agroekologi, extension agroekologi dan pengalaman praktik agrokelogi serta social budaya praktik agroekologi. 

  1. Waktu dan Tempat

Kegiatan dilakukan di Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, pada tanggal 29 September 2016.

  1. Penyelenggara kegiatan
  1. Departemen Proteksi Tanaman, IPB

Departemen Proteksi Tanaman Institut Pertanian Bogor memiliki komitmen yang tinggi dalam berkontribusi untuk pendidikan pertanian melalui pengajaran, penelitian, pelatihan dan dan kegiatan lainnya. Membangun keterampilan dan pengetahuan sumber daya manusia dalam bidang proteksi tanaman dalamrangka mengatasi permasalahan pada sistem pertanian. Pengelolaan hama dan penyakit tanaman didasarkan pada prinsip ramah ringkungan menuju pelestarian lingkungan.

  1. KSKP, IPB

Direktorat Kajian Strategis dan Kebijakan Pertanian (KSKP – IPB) pada Tahun 2013 untuk mewujudkan Visi IPB menjadi penggerak prima dalam pengarusutamaan pertanian. Hal tersebut diwujudkan dalam bentuk kajian isu-isu strategis baik lokal, nasional maupun internasional. Konsep dan gagasan IPB diharapkan dapat diwujudkan dalam program aksi nyata serta mewarnai kebijakan pertanian dan kebijakan pembangunan ekonomi nasional.

  1. KRKP

Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) dibentuk pada tahun 2003 di Bogor atas inisiatif beberapa organisasi petani, Ornop, dan Jaringan Ornop yang memiliki perhatian terhadap masalah pangan. KRKP dimaksudkan sebagai media sharing pengalaman dan kerjasama untuk saling mendukung dan mensinergikan berbagai upaya mengatasi masalah pangan rakyat dan membangun gerakan rakyat untuk mencapai kedaulatan petani dan pangan.

  1. Kontak Panitia Penyelenggara

Departemen Proteksi Tanaman IPB. Jl. Kamper Kampus IPB Darmaga Bogor, Telp 0251 8629364

KRKP. Perumahan Sindangbarang Grande No. 16, Sindangbarang, Bogor, Telp 0251 842 3752.

Kontak panitia: Hariadi Propantoko +62 111 119 080, Yuli 085288820497, Nisa 081283060722. email: agroekologi2016@gmail.com