Blogs Style 1

Blogs Style 1

Nadzirum Mubin, S.P, M.Si., Dosen Muda IPB Paparkan Peran Penting Lebah dalam Ekosistem Pertanian

Nadzirum Mubin, S.P, M.Si., Dosen Muda IPB Paparkan Peran Penting Lebah dalam Ekosistem Pertanian

Kuliah umum dilaksanakan pada hari Sabtu, 03 Mei 2025 secara online dengan Narasumber Nadzirum Mubin, SP., MSi dari Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian IPB University. Peserta yang hadir secara Hybrid sebanyak 50 mahasiswa dari Mata Kuliah Proteksi Tanaman serta para dosen dari Jurusan Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

Lebah merupakan salah satu agen biologis terpenting dalam ekosistem pertanian karena perannya sebagai penyerbuk utama bagi berbagai tanaman budidaya. Kelompok ini termasuk dalam famili Apidae dan ordo Hymenoptera, yang mencakup beragam jenis seperti lebah madu (Apis spp.), lebah tak bersengat (Tetragonula, Heterotrigona), hingga lebah soliter seperti Megachile dan Xylocopa. Keberadaan mereka sangat vital karena lebih dari 35% produksi pangan global bergantung pada jasa penyerbukan serangga, dengan lebah sebagai kontributor utamanya. Tanaman seperti mangga, apel, kelengkeng, stroberi, mentimun, hingga cabai dan tomat menunjukkan peningkatan kualitas dan kuantitas hasil panen apabila penyerbuk alami seperti lebah hadir secara optimal. Proses penyerbukan oleh lebah tidak hanya meningkatkan fruit set dan seed set, tetapi juga memperbaiki kualitas fisik buah, seperti bobot, warna, panjang, dan daya simpan, pungkas Nadzir, sapaan dosen muda IPB.

Nadzir menyatakan bahwa, lebah tidak hanya berperan dalam peningkatan produktivitas tanaman pangan, tetapi juga dalam menjaga keanekaragaman hayati. Dengan membantu penyerbukan tanaman liar, lebah turut mempertahankan kelangsungan hidup berbagai spesies tumbuhan yang menjadi sumber pakan bagi hewan lain, sehingga memperkuat jaring-jaring kehidupan di suatu ekosistem. Dalam aspek ekonomi, lebah juga menjadi sumber penghasilan melalui produksi madu dan produk turunannya, serta menjadi alternatif jasa penyerbukan yang lebih efisien dan murah dibandingkan penyerbukan manual.

Namun, populasi lebah saat ini menghadapi berbagai ancaman serius. Faktor utama yang menyebabkan penurunan populasi lebah di antaranya adalah penggunaan pestisida kimia berbahaya, perubahan iklim, serta gangguan biologis dari predator, parasitoid, dan patogen. Nadzir sudah melakukan beberapa penelitian tentang pengaruh insektisida terhadap lebah. Penelitiannya menunjukkan bahwa bahan aktif seperti spinetoram, abamectin, imidacloprid, profenofos dan sebagainya serta kombinasi dengan adjuvan pestisida (PST dan EML), memiliki tingkat toksisitas tinggi terhadap lebah tak bersengat seperti Tetragonula laeviceps. Paparan bisa terjadi secara langsung (kontak tubuh) maupun tidak langsung melalui nektar, polen, atau air. Hal ini diperparah oleh praktik pertanian intensif yang mengabaikan prinsip ekologi.

Sebagai solusi, strategi konservasi lebah harus diterapkan secara holistik. Salah satunya adalah dengan menanam tanaman pakan lebah, yang tidak hanya menyediakan nektar dan serbuk sari, tetapi juga berfungsi sebagai refugia bagi musuh alami hama seperti predator dan parasitoid. Selain itu, edukasi kepada petani dan masyarakat luas mengenai pentingnya lebah bagi ketahanan pangan perlu digalakkan. Pengurangan penggunaan pestisida sintetis dan transisi menuju sistem pertanian ramah lingkungan menjadi langkah strategis dalam menjaga keberlanjutan populasi lebah.

Pada paparan Nadzir di akhir presentasi, dia menyatakan bahwa keberadaan lebah tidak bisa dipandang sebelah mata. Mereka adalah aktor kunci dalam sistem pertanian berkelanjutan. Hilangnya populasi lebah akan berdampak langsung terhadap produksi pangan dunia, bahkan bisa memicu krisis ekologis yang luas. Oleh karena itu, melindungi lebah berarti melindungi masa depan pertanian dan ketahanan pangan umat manusia.

Departemen Proteksi Tanaman – IPB University Jajaki Kolaborasi Penelitian Proteksi Tanaman dengan Universitas Kebangsaan Malaysia dan Universiti Putra Malaysia

Departemen Proteksi Tanaman – IPB University Jajaki Kolaborasi Penelitian Proteksi Tanaman dengan Universitas Kebangsaan Malaysia dan Universiti Putra Malaysia

Dramaga, Bogor 16 April 2025 – Departemen Proteksi Tanaman (PTN), Fakultas Pertanian – IPB University menggelar pertemuan penting pada hari Rabu, 16 April 2025, di Ruang Sidang 1 PTN. Pertemuan ini bertujuan untuk menginisiasi potensi kolaborasi penelitian di bidang proteksi tanaman dengan dua universitas terkemuka di Malaysia, yaitu Department of Biological Science Technology – University Kebangsaan Malaysia (UKM) dan Department of Crop Science, Faculty of Agricultural Science and Forestry – Universiti Putra Malaysia (UPM).

Delegasi dari Malaysia yang hadir dalam pertemuan ini adalah Head of Program Plant Biotechnology, Dr. Nurulhikma Md. Isa, yang mewakili University Kebangsaan Malaysia, serta Dr. Wan Asrina Bt. Wan Yahaya, staf dosen dari Department of Crop Science, Faculty of Agricultural Science and Forestry – Universiti Putra Malaysia.

Pertemuan ini menjadi wadah bagi para peneliti dari ketiga institusi untuk saling bertukar informasi mengenai fokus penelitian terkini, fasilitas yang dimiliki, serta potensi sinergi yang dapat dikembangkan di masa depan. Diskusi yang berlangsung hangat dan konstruktif ini mencakup berbagai topik penting dalam proteksi tanaman, termasuk pengendalian hama dan penyakit terpadu, ketahanan tanaman, serta pemanfaatan teknologi terkini dalam diagnosis dan manajemenOrganisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).

Perwakilan dari Departemen Proteksi Tanaman IPB University menyambut baik inisiatif kolaborasi ini. Mereka menyampaikan komitmen untuk menjajaki berbagai peluang kerjasama yang saling menguntungkan.

Diharapkan, tindak lanjut dari pertemuan ini akan segera terealisasi dalam bentuk kegiatan penelitian kolaboratif yang nyata dan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan ilmu proteksi tanaman di Indonesia dan Malaysia. Kolaborasi ini juga diharapkan dapat memperkuat hubungan akademik dan penelitian antar negara serumpun.

Departemen Proteksi Tanaman menerima kunjungan Fieldtrip Mahasiswa Magister Entomologi Pertanian Universitas Brawijaya

Departemen Proteksi Tanaman menerima kunjungan Fieldtrip Mahasiswa Magister Entomologi Pertanian Universitas Brawijaya

Dramaga, Bogor 16 April 2025 – Sebanyak 14 mahasiswa Program Studi Entomologi Pertanian, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian – Universitas Brawijaya (UB) baru saja menyelesaikan kunjungan lapangan (fieldtrip) yang berharga ke Laboratorium Biosistematika Serangga dan Museum Serangga Soemartono Sosromarsono di Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian – IPB University, Bogor. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Rabu, 16 April 2025 ini merupakan bagian integral dari mata kuliah Taksonomi Serangga yang diampu oleh Akhmad Rizali, SP., M.Si, Ph.D.

Kunjungan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa magister dalam memahami lebih mendalam tentang klasifikasi, identifikasi, dan keanekaragaman serangga. Laboratorium Biosistematika Serangga IPB, yang dikenal dengan koleksi spesimen serangga yang lengkap dan fasilitas penelitian yang mumpuni, menjadi destinasi utama untuk memperkaya pengetahuan teoritis yang telah dipelajari di bangku kuliah.

Dipimpin langsung oleh Dr. Akhmad Rizali, rombongan mahasiswa UB disambut hangat oleh para peneliti dan staf di Departemen Proteksi Tanaman IPB. Selama kunjungan, mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk melihat secara langsung berbagai metode preparasi dan pengawetan spesimen serangga. Mereka juga berinteraksi dengan koleksi serangga yang beragam, mulai dari ordo-ordo utama hingga spesies-spesies yang memiliki nilai ekologis dan ekonomis penting.

Museum Serangga Soemartono Sosromarsono menjadi daya tarik tersendiri dalam kunjungan ini. Dengan ribuan koleksi serangga yang tertata rapi dan informatif, museum ini memberikan gambaran visual yang komprehensif mengenai keanekaragaman serangga di Indonesia dan dunia. Mahasiswa dapat mengamati perbedaan morfologi antar kelompok serangga, mempelajari siklus hidup mereka, serta memahami peran penting serangga dalam ekosistem.

Kunjungan fieldtrip ini diharapkan dapat mempererat kerjasama antara Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian – Universitas Brawijaya dengan Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian – IPB University dalam bidang pendidikan dan penelitian entomologi. Pengalaman berharga yang didapatkan oleh para mahasiswa magister Entomologi Pertanian UB ini diharapkan dapat menjadi bekal yang bermanfaat dalam perjalanan akademik dan karir mereka di masa depan.

Guest Lecture Series 33: Biotechology in Plant Protection (PTN130A) “The DNA We Edit and The DNA We Build: Inovations in Genome and Synthetic DNA Technologies”

Guest Lecture Series 33: Biotechology in Plant Protection (PTN130A) “The DNA We Edit and The DNA We Build: Inovations in Genome and Synthetic DNA Technologies”

Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, IPB University kembali menggelar acara Guest Lecture Series yang ke-33 pada Rabu, 3 Maret 2025. Kali ini, tema yang diangkat adalah “The DNA We Edit and The DNA We Build: Inovations in Genome and Synthetic DNA Technologies” dengan fokus pada aplikasi bioteknologi dalam perlindungan tanaman.

Acara yang merupakan bagian dari mata kuliah Bioteknologi dalam Perlindungan Tanaman ini menghadirkan narasumber ahli, Riza Arief Putranto, Ph.D., DEA, seorang peneliti dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS). Beliau memaparkan materi mengenai inovasi-inovasi terkini dalam teknologi genom dan DNA sintetis, serta penerapannya dalam bidang pertanian, khususnya perlindungan tanaman.

Acara yang diadakan di Gedung Kuliah A Departemen Proteksi Tanaman ini dihadiri oleh para mahasiswa dan dosen. Para peserta antusias mengikuti pemaparan materi dan aktif berdiskusi dengan narasumber.

Acara Guest Lecture Series 33 ini merupakan salah satu upaya Departemen Proteksi Tanaman IPB untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian di bidang perlindungan tanaman. Melalui acara ini, diharapkan para mahasiswa dan peneliti dapat terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta berkontribusi dalam pengembangan pertanian yang berkelanjutan.