Logo

Dosen IPB University: Deteksi Nematoda Jadi Langkah Awal Pengendalian Ancaman Penyakit pada Benih Pajale (Artikel IPB News)

Ancaman penyakit pada benih tanaman tidak hanya disebabkan oleh virus, serangga hama, maupun bakteri. Nematoda parasit pada pajale (padi, jagung, dan kedelai) juga dapat menjadi penyebab gagal panen. 

Fitrianingrum Kurniawati, MSi, Dosen IPB University dari Departemen Proteksi Tanaman - Fakultas Pertanian mengatakan dalam pendeteksian nematoda ini terdapat tiga hal yang harus dilakukan dengan tepat. Yakni metode pengambilan contoh, metode ekstraksi nematoda dan identifikasi dari segi morfologi dan morfometri maupun molekuler, bila dibutuhkan.

Menurutnya, tujuan sampling adalah untuk mendeteksi ada atau tidaknya nematoda pada populasi pertanaman. Bisa dilakukan untuk pendugaan populasi dan distribusi sehingga dapat dilakukan pengendalian bila mencapai ambang batas. Sampling juga dapat memberikan informasi terkait biologi dan ekologi dari nematoda target.

“Tentu, harus dilakukan secara efisien dan dilakukan berdasarkan kesesuain metode,” ujarnya.

Dikatakannya, sampling dapat dilakukan dengan pola zig-zag, diagonal, maupun acak sistematis, tergantung tujuan dan kebutuhan. Penanganan sampelnya harus dilakukan dengan tepat karena nematoda sangat sensitif terhadap lingkungan sehingga mudah mati.

“Kalau nematoda memiliki gejala khas di lapang, kita dapat melakukannya dengan metode purposive sampling, mengambil sampel yang sudah diketahui ciri-ciri khususnya. Namun pada benih cenderung sulit karena gejalanya tidak khas,” sebutnya dalam Webinar “Pendeteksian dan Pengendalian Nematoda Parasit Tumbuhan pada Benih Padi, jagung, dan Kedelai” Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBPPMBTPH) Kementerian Pertanian, (23/9).

Ia menambahkan, teknik ekstraksi yang dilakukan berdasarkan gerakan nematoda ada dua, yakni corong Baermann dan pengabutan. Karena nematoda target harus bergerak, untuk nematoda yang terbawa media pembawa harus diaktifkan kembali sesuai kondisi asal-usulnya atau ketika memasuki fase dorman. Sedangkan ekstraksi nematoda dari sampel tanah bisa dilakukan dengan metoda flotasi sentrifugasi.

“Selanjutnya pembuatan preparat dapat disesuaikan dengan kebutuhan, bisa sementara maupun permanen. Terakhir, identifikasi nematoda dilakukan dengan pengamatan ciri morfologi kunci dan morfometri. Identifikasi juga dapat dilakukan secara molekuler,” tambahnya. (MW/Zul-IPB News)