Logo

Nadzirum Mubin, Dosen Muda IPB University Paparkan Cara Budidaya Lebah Tak Bersengat

Lebah identik dengan serangga yang berbahaya. Hewan ini dapat menyengat sehingga banyak orang menghindarinya. Akan tetapi, lebah juga memiliki keuntungan yang banyak orang manfaatkan, diantaranya menghasilkan madu berguna sebagai peningkat imun. Namun ternyata, ada lebah tak bersengat namun tetap dapat memproduksi banyak madu.

Nadzirum Mubin, SP, MSi, dosen muda IPB University dari Departemen Proteksi Tanaman (PTN), Fakultas Pertanian berbagi pengetahuan tentang manfaat lebah tak bersengat dan upaya pemanfaatannya untuk pertanian. Hal itu diungkapnya dalam acara Jambore Perlindungan Tanaman Indonesia yang diinisiasi Himpunan Profesi Departemen Proteksi Tanaman (HIMASITA) IPB University.

“Lebah yang dikenal selama ini umumnya dari kelompok lebah bersengat yaitu kelompok Apis mellifera, A cerana, A dorsata dan lain-lain. Tetapi sudah sejak lama, diketahui juga lebah yang tidak bersengat yang mampu menghasilkan madu, bahkan kandungan madunya lebih tinggi dan kaya akan antioksidan. Salah satu contoh lebah tak bersengat yaitu Tetragonula laevicep,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Dalam pemaparannya, Nadzir menjelaskan bahwa lebah yang selama ini diketahui hanya sebagai serangga yang menghasilkan madu, bee bread, propolis serta produk turunan lainnya. Padahal, kata dia, lebah memiliki peranan yang lebih besar lagi, yakni sebagai serangga penyerbuk.

“Serangga penyerbuk merupakan serangga yang berjasa sangat besar bagi ekosistem. Dengan bantuan lebah penyerbuk, buah dan biji yang terbentuk (fruit dan seed set) dapat meningkat berkali-kali lipat. Banyak referensi menyebutkan bahwa buah yang terbentuk menjadi lebih besar, panjang, serta kemampuan bertahannya meningkat (shelf life),” seru Nadzir.

Menurutnya, lebah merupakan serangga yang sangat luar biasa bermanfaat. Selain sebagai penghasil madu, serangga ini juga memiliki peranan ekologis, membantu menyeimbangkan ekosistem di alam serta mampu meningkatkan produksi tanaman pertanian, perkebunan dan lain-lain. 

“Sudah saatnya semua pihak, termasuk mahasiswa mengetahui peranan serangga kecil ini,” tutur Nadzir. 

Namun demikian, lanjut dia, terdapat masalah baru yaitu isu lingkungan, di mana salah satunya alih fungsi lahan yang menyebabkan banyak sarang-sarang lebah tidak pada tempat yang seharusnya. Ia mengungkap, lebah tak bersengat diketahui banyak yang membuat sarang pada knalpot bekas, pot bunga, celah tembok, pintu rumah dan lain-lain. 

Karena itu, pada kesempatan ini Nadzir turut memaparkan cara budidaya lebah tak bersengat, cara mendapatkan sarang lebah tak bersengat, cara memindahkan sarang, cara split colony dan lainnya. Ia menyebut, budidaya lebah tak bersengat tergolong sangat mudah, karena tidak membutuhkan ruang yang besar. 

“Dengan jangkauan jelajahnya yang pendek, pemanfaatan tanaman pekarangan menjadi salah satu sumber pakan yang potensial. Pemanfaatan tanaman berbunga yang ada di pekarangan, selain memperindah pekarangan juga nantinya pemilik lebah dapat memanen madu sendiri di rumah,” terangnya.

Ia menambahkan, dengan dibudidayakan di rumah, maka tidak ada lagi kekhawatiran tentang adanya madu palsu. Pasalnya lebah diberi pakan dan dipanen oleh pemiliknya sendiri. 

“Cita-cita besar saya adalah agar semua orang dapat memelihara lebah tak bersengat di rumah. Semua orang bisa memanen madu sendiri dan mampu mencukupi kebutuhan kesehatan untuk keluarganya secara mandiri,” pungkasnya. (IPB News*/Rz)

 

Lebah tak bersengat, Budidaya lebah tak bersengat, Manfaat lebah

SDG : SDG 4 - PENDIDIKAN BERMUTU, SDG 8 - PEKERJAAN LAYAK DAN PERTUMBUHAN EKONOMI