Logo

Daftar Berita

Pelatihan Identifikasi, Surveilans dan Pengendalian Tikus oleh Dr. Ir. Swastiko Priyambodo, M.S

Staf dosen departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian – IPB University Dr. Ir. Swastiko Priyambodo, M.S menjadi salah satu narasumber dalam acara “Serial Pelatihan Virtual Bidang Entomologi Kesehatan dan Pengendalian Vektor” yang diselenggarakan oleh Direktorat P2PTVZ Kementerian Kesehatan – RI bersama WHO dan Perhimpunan Entomologi Kesehatan Indonesia (PEKI) acara ini dilaksanakan pada 2 sampai 16 Agustus 2021 secara online.

Dr. Ir. Swastiko Priyambodo, M.S membawakan materi tentang Identifikasi, Suveilans dan Pengendalian Tikus yang dimana untuk materinya dapat didownload pada link berikut:

 

Materi 1 Dr. Ir. Swastiko Priyambodo, M.S - ANATOMI TIKUS

Materi 2 Dr. Ir. Swastiko Priyambodo, M.S - TEKNIK IDENTIFIKASI TIKUS

 

#PTNkeren #DokterTanamanIPB #PelatihanIdentifikasiTikus

Struktur Morfologi Bakteri dan Peranannya dalam Kehidupan

Bakteri dapat berkembang pada berbagai lingkungan baik lingkungan ekstrem maupun lingkungan normal di tanah dan perairan tempat sebagian besar spesies lain ditemukan. Kemampuan mereka untuk beradaptasi pada berbagai habitat menegaskan mengapa bakteri terutama prokariota adalah organisme yang paling melimpah di Bumi.

 

Perbedaan Prokariot dan Eukariot

Sel adalah unit struktural dan fungsional dasar pada setiap organisme. Sel terdiri dari dua jenis yang berbeda yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Organisme dari domain Bakteri dan Archaea terdiri dari sel prokariotik. Sedangkan organisme dari domain Eukarya seperti protista, cendawan, hewan, dan tumbuhan terdiri dari sel eukariotik.

Prokariot

Prokariot dicirikan dengan tidak memiliki inti sejati dengan membran sel. inti sejatinya bebas di dalam sel. Kelompok prokariot tidak memiliki sel mitokondria dan hanya memiliki ribosom kecil. Selain itu, pada prokariot tidak terdapat sel kloroplas. Kelompok yang masuk kedalam golongan prokariot ialah bakteri dan archaea. Dinding sel pada bakteri mengandung peptidoglikan atau polimer mirip peptidoglikan, dan tidak mengandung kitin atau selulosa. Pada dinding sel archaea tidak mengandung peptidoglikan tetapi pseudopeptoglikan, polisakarida, protein atau glukoprotein.

Eukariot

Kelompok eukariot memiliki inti sejati yang dikelilingi oleh membran sel dan mengandung materi genetik yaitu kromosom yang berisi DNA dan protein. Eukariot memiliki dua jenis ribosom yaitu ribosom besar dan ribosom kecil. Ribosom besar terdapat pada sitoplasma dan ribosom kecil terdapat pada mitokondria. Mitokondria berperan dalam proses respirasi. Contoh dari kelompok eukariot ialah hewan dan tumbuhan. Dinding sel, vakuola, dan plastida merupakan sel yang hanya dimiliki oleh sel tumbuhan. Dinding sel merupakan lapisan terluar yang tersusun dari selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Plastida ada yang mengandung pigmen hijau (klorofil) yang disebut kloroplas. Kloroplas merupakan tempat berlangsungnya fotosintesis.

 

Struktur, Fungsi dan Cara Reproduksi bakteri

Struktur morfologi bakteri terdiri dari membran plasma, ribosom, nukleoid, dinding sel, flagel, pili, glycocaliyx dan kromosom (Gambar 1). Membran plasma berfungsi untuk membungkus sitoplasma. Ribosom berperan dalam sintesis protein. Nukleoid merupakan tempat sel DNA berada (tidak tertutup oleh membran). Dinding sel merupakan struktur kaku di luar membran plasma. Flagela merupakan organ yang digunakan untuk bergerak. Fimbriae atau biasa disebut pili merupakan struktur yang digunakan untuk perlekatan pada permukaan. Glycocalyx meruapakn lapisan luar dari banyak prokariota, biasanya terdiri dari kapsul atau lapisan lendir. Kromosom berisi material genetik bakteri.

Gambar 1 Struktur sel bakteri dan fungsinya

Sel prokariotik biasanya memiliki diameter 0.5–5µm, jauh lebih kecil daripada diameter sel eukariotik 10-100 µm. Umumnya sel bakteri yang berbentuk bulat berdiameter sekitar 0.7 – 1.3 µm. Sedangkan sel bakteri berbentuk batang lebarnya sekitas 0.2 – 2.0 µm dan panjangnya 0.7 – 3.7 µm.

Bentuk bakteri yang paling umum adalah bulat, batang dan spiral (Gambar 2). Bakteri yang berbentuk bulat biasanya menyerupai bola. Mereka dapat terjadi secara tunggal, dalam rantai dua sel atau lebih, dan dalam kelompok yang menyerupai tandan buah anggur. Bakteri yang berbentuk batang biasanya soliter, tetapi dalam beberapa bentuk batang tersusun dalam rantai. Contoh bakteri yang berbentuk batang ialah Agrobacterium tumefaciens bakteri penyebab penyakit crown gall pada tanaman berkayu. Bakteri yang berbentuk spiral biasanya terlihat seperti pembuka botol. Bakteri spiral lainnya menyerupai koma atau gulungan longgar.

Gambar 2 bentuk tubuh bakteri; (a) bulat, (b) batang, (c) spiral

Penggolongan bakteri dibagi berdasarkan bentuk tubuhnya, kedudukan flagela pada selnya, pewarnaan Gram (Gram strain), kebutuhan oksigen dan cara memperoleh makanan (bahan organik). Penggolongan bakteri berdasarkan bentuk tubuh seperti yang disampaikan sebelumnya yaitu bulat, batang dan spiral. Penggolongan bakteri berdasarkan kedudukan flagela dibagi menjadi monotrik (flagel satu pada salah satu ujung), amfitrik (flagel pada masing-masing kedua ujung), lofotrik (flagel banyak di salah satu ujung), peritrik (flagel banyak pada semua sisi tubuh).

Penggolongan bakteri berdasarkan pewarnaan gram dibagi menjadi dua yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri gram-positif memiliki dinding sel lebih sederhana dan banyak mengandung peptidoglikan. Contoh bakteri gram-positif ialah bakteri Clavibacter michiganensis yang menyebabkan penyakit busuk cincin pada kentang. Sedangkan bakteri gram-negatif memiliki dinding sel lebih kompleks dengan peptidoglikan lebih sedikit. Contoh bakteri gram-negatif ialah bakteri Xanthomonas oryzae menyebabkan penyakit kresek pada padi. Penggolongan bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen dibagi menjadi bakteri aerob dan bakteri anaerob. Bakteri aerob merupakan bakteri yang membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi. Contoh bakteri aerob ialah bakteri Ralstonia solanacearum yang menyebabkan layu pada tanaman tomat. Sedangkan bakteri anaerob tidak membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi. Contoh bakteri anaerob ialah bakteri Pectobacterium carotovorum yang menyebabkan busuk basah pada tanaman kol

Penggolongan bakteri berdasarkan cara memperoleh makanan (bahan organik) dibagi menjadi bakteri autotroph dan heterotroph.  Bakteri autotrop merupakan bakteri yang menyusun makanan sendiri dari bahan-bahan anorganik. Bakteri autotrop, berdasarkan sumber energinya dibedakan atas: fotoautotrop (sumber energi dari cahaya) dan kemoautotrop (sumber energi dari hasil reaksi kimia). Sedangkan bakteri heterotroph merupakan bakteri yang tidak menyusun makanan sendiri melainkan memanfaatkan bahan organik jadi yang berasal dari organisme lain. Contohnya adalah bakteri saprofit yang mendapat makanan dengan menguraikan sisa-sisa organisme.

Reproduksi bakteri dibagi menjadi dua yaitu secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual bakteri melalui pembelahan biner dimana satu sel bakteri akan membelah menjadi dua sel anakan. Proses pembelahan biner diawali dengan proses replikasi DNA menjadi dua salinan DNA identik yang diikuti pembelahan sitoplasma dan akhirnya terbentuk dinding pemisah di antara kedua sel anakan bakteri.

Reproduksi seksual pada bakteri dilakukan dengan tiga cara yaitu transformasi, transduksi dan konjugasi. Transformasi adalah reproduksi seksual dengan cara pemindahan DNA dari satu bakteri ke bakteri lainnya secara langsung tanpa penghubung. Transduksi reproduksi seksual dengan cara pemindahan DNA yang dibantu oleh virus fage sebagai perantara. Jika suatu bakteri diinfeksi oleh virus fage, bakteri tersebut akan mengalami lisis dan melepaskan fage beserta DNA yang dimilikinya. Virus fage dan DNA tersebut kemudian menempel pada bakteri lain. Konjugasi adalah tahap reproduksi seksual pada bakteri yang ditandai dengan pemindahan materi genetik secara langsung. Pemindahan itu terjadi dari satu bakteri ke bakteri lain melalui jembatan konjugasi.

 

Peran bakteri dalam kehidupan sehari-hari

Bakteri memiliki peranan baik yang menguntungkan maupun yang merugikan. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari bakteri. Bakteri berperan dalam proes pembuatan antibiotik seperti bakteri Streptomyces griseus yang menghasilkan antibiotik streptomycin, Streptomyces aureofaciens yang menghasilkan antibiotik tetracycline, Streptomyces venezuelae yang menghasilkan antibiotik chloramphenicol, Bacillus polymyxa yang menghasilkan antibiotik polymixin, Bacillus brevis yang menghasilkan antibiotik kerotrisin dan Bacillus subtilis yang menghasilkan antibiotik basitrasin.

Bakteri juga berperan dalam proses pembuatan olahan makanan seperti yogurt, nata decoco dan keju.  Proses fermentasi yogurt menggunakan dua jenis bakteri yaitu Streptococcus thermophilus yang berperan dalam pembentukan cita rasa yoghurt dan Lactobacillus bulgaricus yang berperan dalam pembentukan aroma. Bakteri yang berperan pada proses pembuatan nata de coco ialah bakteri Acetobacter xylinum. Sedangkan bakteri yang berperan dalam proses pembuatan keju ialah Lactobacillus bulgaricus.

Bakteri juga memiliki peranan negatif terhadap makhluk hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan. Seperti diketahui bakteri dapat menyebabkan penyakit seperti diare yang disebabkan bakteri Escherichia Coli dan penyakit TBC yang menyerang paru-paru yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Pada hewan, bakteri Bacillus antharicis menyebabkan penyakit sapi gila. selain menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan, bakteri juga menyebabkan penyakit pada tanaman. Bakteri Xanthomonas oryzae menyebabkan penyakit kresek pada padi dan bakteri Ralstonia solanacearum yang menyebabkan layu pada tanaman tomat.

 

Daftar Pustaka

Agrios, G.N., 2005. Plant pathology. Elsevier academic press.

Arini, L.D.D., 2017. Pemanfaatan Bakteri Baik dalam Pembuatan Makanan Fermentasi yang Bermanfaat untuk Kesehatan. Biomedika, 10(1), pp.1-11.

Reece, J.B., Urry, L.A., Cain, M.L., Wasserman, S.A., Minorsky, P.V. and Jackson, R.B., 2014. Campbell biology (No. s 1309). Boston: Pearson.

 

Artikel Oleh: Andika Septiana S, S.P., M.Si

#PTNkeren #DokterTanamanIPB #Bakteri

Struktur, Klasifikasi cendawan, dan Peranannya dalam Kehidupan

Kita tentunya sudah tidak asing lagi dengan jamur yang bisa kita konsumsi seperti jamur tiram, jamur kuping, enoki, dll. Tahukah kalian jika jamur-jamur tersebut tidak termasuk kedalam jenis tumbuhan? Semua jamur yang ada di dunia ini masuk kedalam klasifikasi kingdom fungi.

Struktur Cendawan

Jamur atau yang biasa disebut cendawan merupakan mikroorganisme yang memiliki ciri-ciri heterotroph, tidak berklorofil, multiseluler, memproduksi spora, berkembang biak secara seksual maupun aseksual, umumnya mikroskopis, eukariotik, non motil, pada umumnya saprob, absorbtif, mengeluarkan enzim untuk merombak senyawa organik dan menyimpan makanan dalam bentuk glikogen.

Cendawan memiliki struktur seperti benang – benang yang berbentuk tabung (silinder) yang disebut hifa. Hifa ada yang memiliki sekat (septat) dan tidak bersekat (senosit). Kumpulan hifa disebut miselium.

Klasifikasi

Kingdom fungi merupakan salah satu di antara kingdom makhluk hidup yang cukup besar dan memiliki karakteristik beragam. Klasifikasi cendawan dibagi menjadi dua yaitu; cendawan sejati dan organisme mirip cendawan. Contoh cendawan sejati ialah chytridiomycota, zygomycota, ascomycota, basidiomycota dan deuteromycota. Sedangkan contoh untuk organisme mirip cendawan ialah myxomycota, plasmodiophoromycota dan oomycota.

Chytridiomycota

Chytridiomycota merupakan kelompok cendawan yang memiliki dinding sel terdiri dari kitin dam memiliki hifa tidak bersekat atau senosit. Cendawan ini membentuk zoospora yang dibentuk dalam sporangium. Chytridiomycota dapat hidup sebagai saprofit, parasit fakultatif dan parasit obligat. Contohnya; Olpidium brassicae yang menginfeksi akar tanaman kubis dan Physoderma maydis penyebab penyakit bercak coklat pada jagung.

Gambar 1. Mikroskopid cendawan filum chytridiomycota; Olpidium sp. dan Physoderma sp.

Zygomycota

Zygomycota merupakan kelompok cendawan yang membentuk spora istirahat berdinding tebal dikenal dengan zigospora. Dinding selnya terdiri dari campuran kitin, kitosan dan asam poligukuronat. Zygomycota umumnya merupakan cendawan yang hidup saprofit, yaitu memperoleh makanan dari organisme yang sudah busuk atau mati. Kelompok cendawan zygomycota terdiri atas hifa tidak bersekat atau senosit. Contohnya, Rhizopus Oryzae pada tempe dan Mucor Javanicus ragi pada tape

Gambar 2. Mikroskopis cendawan filum zygomycota; Rhizopus sp. dan Mucor sp.

Ascomycota

Ascomycota memiliki ciri khusus ialah askospora yang terbentuk dalam askus dan memiliki hifa bersekat (septat). Dinding selnya terdiri dari kitin dan glukan. Kelompok ini memiliki sifat uniseluler atau multiseluler. kelompok ascomycota ada yang hidup saprofit, parasit, maupun simbiosis. Contohnya, Neurospora sitophila yang digunakan sebagai ragi oncom dan Saccharomyces cerevisiae yang biasa digunakan sebagai ragi untuk kue.

Gambar 3. Mikroskopis cendawan filum ascomycota; Saccharomyces sp.

Basidiomycota

Kelompok basidiomycota berjumlah sekitar 16.000 spesies yang termasuk salah satu jenis cendawan yang paling banyak jenisnya baik di lahan maupun di hutan. Hifanya bersepta atau memiliki sekat dan bercabang. Setiap septanya memiliki lubang khusus (dolipore). Ada kecenderungan setiap sel memiliki 2 inti (binucleate) dan memiliki kait penghubung (clamp connection) untuk menjaga tetap dikarion. Basidiospora terbentuk pada basidium (jumlah spora 4) dan terbentuk di luar (tidak seperti ascomycota dibentuk di dalam kantung). Kelompok ini terbagi menjadi 2 jenis yaitu Macro fungi (basidiomycota dengan tubuh buah besar) dan micro fungi (tubuh buah ukuran mikro) dan hidup sebagai edible fungi, pelapuk kayu, penyebab penyakit tumbuhan. Contohnya, Auricularia polytricha (jamur kuping) sebagai bahan maknaan dan Volvariella volvacea (jamur merang) sebagai bahan makanan

Deuteromycota

Deuteromycota juga sering disebut imperfect fungi atau cendawan tidak sempurna karena hanya bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan mitosis. Cendawan tersebut pada sistem klasifikasi terbaru dianggap sebagai grup kumpulan cendawan yang tidak memiliki klasifikasi. Klasifikasi berdasarkan konidia (bentuk, ukuran, warna, struktur tubuh buah/conidiomata). Deuteromycota bersifat heterotof dan sebagian menghasilkan senyawa toksik dan enzim untuk menghancurkan dinding sel tanaman inang. Deuteromycota dikenal sebagian besar penyebab penyakit pada tanaman yang ditemukan di lapang. Contohnya; Fusarium solani penyebab penyakit layu pada cabai dan Sclerotium rolfsii busuk batang pada kacang tanah.

Gambar 4. Mikroskopis cendawan filum deuteromycota; Fusarium sp. dan Sclerotium sp.

Myxomycota

Myxomycota sering disebut Slime molds atau Kapang lendir merupakan organisme yang belum jelas status pengelompokannya antara kelompok fungi atau protozoa. Strukturnya berupa plasmodium, berinti banyak dan tidak ada dinding sel yang jelas.  Myxomycota merupakan saprofit, biasa hidup pada bahan organik yang membusuk. Contohnya Physarum sp penyebab penyakit pada rumput dengan tumbuh pada permukaan daun.

Gambar 5. Gejala yang disebabkan oleh Cendawan filum myxomycota; Physarum sp. dan bentuk mikroskopisnya

Plasmodiophoromycota

Kelompok plasmodiophoromycota tidak membentuk struktur berupa filamen di dalam sel tanaman melainkan membentuk spora berupa zoospora dengan 2 flagel. Struktur plasmodiophoromycota berupa protoplasma dikariotik tidak berdinding sel yang disebut plasmodia. Plasmodiophoromycota merupakan parasit obligat intraseluler yaitu hidup di dalam sel dan tidak membunuh sel tersebut. Plasmodium akan menstimulasi sel agar berkembang dan membelah (abnormal) dengan memanfaatkan nutrisi tanaman. Patogen kemudian menyebar sebagai zoospora via tanah atau air. Pada kondisi ekstrem kelompok plasmodiophoromycota akan membentuk spora istirahat dengan dinding tebal dari kitin (cyst). Contohnya Plasmodiophora brassicae penyebab penyakit akar gada pada kubis.

Gambar 6. Gejala yang disebabkan oleh Cendawan filum plasmodiophoromycota; Plasmodiophora sp. dan bentuk mikroskopisnya

Oomycota

Oomycota merupakan kelompok utama patogen pada tanaman dari organisme mirip cendawan. Ciri umum kelompok oomycota adalah memiliki hifa berseptat atau bersekat dan berinti banyak. Dinding selnya terdiri dari selulosa dan hemiselulosa. Penyakit tanaman yang disebabkan cendawan oomycota dibedakan menjadi 2 yaitu;

  1. Penyakit yang terjadi pada organ tanaman yang ada di dalam tanah atau di permukaan tanah (akar, pangkal, batang, umbi,dll) contohnya Pythium sp penyebab penyakit rebah kecambah
  2. Penyakit pada bagaian tanaman di atas permukaan tanah (Dauh, buah, batang) contohnya Phytophthora infestans penyebab penyakit hawar daun kentang

Gambar 7. Mikroskopis cendawan filum deuteromycota; Pythium sp. dan Phytophthora sp.

Peranan cendawan dalam Kehidupan

Cendawan memiliki peranan dalam kehidupan kita sehari-hari. Beberapa peranan cendawan dalam kehidupan yaitu sebagai bahan makanan, obat-obatan, dan sebagai dekomposer.

Cendawan sebagai bahan makanan

Ada beberapa jenis cendawan yang dapat dikonsumsi seperti jamur kuping, jamur tiram, jamur shitake, jamur enoki dan jamur truffle yang terkenal sebagai cendawan termahal di dunia. Selain itu cendawan juga menjadi bahan baku utama fermentasi makanan seperti tempe, oncom dan tape. Cendawan atau jamur dikenal juga sebagai salah satu bahan makanan yang memiliki nilai gizi tinggi. Dari hasil penelitian, rata-rata mengandung 19-35 persen protein lebih tinggi jika dibandingkan dengan beras (7,38 persen) dan gandum (13,2 persen) dan 20 asam amino esensial. Lemak yang terdapat pada jamur termasuk jenis lemak tidak jenuh, kaya akan vitamin dan mineral serta kaya serat dan kalori yang cocok dimakan ketika sedang diet.

Cendawan sebagai obat-obatan

Cendawan yang dikenal sebagai obat yaitu Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum karena memproduksi senyawa antibiotik penisilin yang dapat menghambat perkembangan bakteri terutama bakteri penyebab penyakit. Penisilin akan menghancurkan dinding sel bakteri sehingga sel bakteri tersebut rusak dan tidak dapat berkembang.

Cendawan sebagai dekomposer

Cendawan juga bermanfaat untuk lingkungan dengan cara mendegradasi atau menghancurkan sisa sisa makhluk hidup yang sudah mati seperti daun kering, batang pohon yang mati, bangkai hewan dan kotoran hewan. Miselium cendawan akan tumbuh pada jaringan inang dan akan menghasilkan enzim-enzim pengurai yang mengubah senyawa organik menjadi anorganik. Senyawa anorganik tersebut nantinya akan diserap oleh makhluk hidup lain untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Salah satu cendawan yang berperan sebagai dekomposer ialah Pilobolus sp.

 

Daftar Pustaka

Agrios, G.N., 2010. Introduction to plant pathology. Elsevier Academic Press Publication.

Deacon, J.W., 2013. Fungal biology. John Wiley & Sons.

LIPI. 2017. Menilik Manfaat Jamur Pangan di Indonesia. http://lipi.go.id/siaranpress/menilik-manfaat-jamur-pangan-di-indonesia/19331

 

Artikel Oleh: Andika Septiana S, S.P., M.Si

#PTNkeren #DokterTanamanIPB #Cendawan

Buku Saku Pengenalan Hama dan Penyakit Komoditas Jambu Mete, Kelapa, Sirih dan Pinang

Sudah menjadi kewajiban pihak akademisi untuk memberikan pengabdiannya kepada masyarakat yang merupakan bagian Tri Dharma Perguruan Tinggi. Departemen Proteksi Tanaman, IPB University telah bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Sumba Timur khususnya kerjasama dengan tema hama dan penyakit tanaman. Sumba Timur merupakan daerah dengan potensi alam yang sangat melimpah, akan tetapi sumber daya alam tersebut masih belum banyak diketahui termasuk permasalahan hama dan penyakit yang menyerang pada tanaman di kawasan tersebut. Dengan iklim semi-arid (kering) menyebabkan jenis hama dan penyakit tersebut sedikit berbeda dengan yang ada di kawasan Indonesia bagian barat

Pada tahun 2020, tema kerjasamanya yaitu tentang hama dan penyakit pada beberapa komoditas potensial di Sumba Timur. Salah satu luaran yang diharapkan adalah terbitnya buku saku sehingga pada awal tahun 2021 terbitlah buku saku yang berjudul “PENGENALAN HAMA DAN PENYAKIT PADA KOMODITAS JAMBU METE, KELAPA, SIRIH, DAN PINANG”.

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Pemerintah Kabupaten Sumba Timur, Balai Penelitian dan Pengembangan Daerah Sumba Timur, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat – IPB University, Tani Center – IPB University, serta Departemen Proteksi Tanaman – IPB University, yang telah memberikan saran dan dukungan sehingga buku saku ini dapat terselesaikan dengan baik.

#PTNkeren #DokterTanamanIPB #BukuSaku #HamaPenyakitTanaman #SumbaTimur

Klik gambar untuk mendownload E-Book