Logo

Daftar Berita

Departemen Proteksi Tanaman berkolaborasi dengan PT BASF Indonesia dalam Bidang Sustainable Smart Precision Farming

”Agriculture 4.0 melahirkan teknologi diantaranya Internet of Thing (IOT), Artificial Intelegence (AI), Precision Agriculture dan bisa mengembangkan sensor salah satunya bisa melakukan tindakan hama penyakit dengan investigasi menggunakan teknologi canggih”.
Hal itu dikemukakan oleh Dekan Fakultas  Pertanian IPB Univeristy Dr. Sugiyanta, M.Si pada pembukaan Webinar Agriculture 4.0 dengan tema The Future of Sustainable Farming pada Selasa (15/3) yang diselenggarakan oleh PT BASF Indonesia bersama dengan Departemen Proteksi Tanaman , Faperta – IPB University

Pada webinar ini PT BASF Indonesia memperkenalkan teknologi berupa aplikasi yang bernama Xarvio Scouting, dimana aplikasi ini akan membantu petani untuk mengidentifikasi masalah pertanian secara digital, yaitu dengan analisa hasil foto pada tanaman yang bermasalah secara online.

Selain memperkenalkan aplikasi Xarvio Scouting pada webinar ini dibahas pula tentang peluang kerjasama antara PT BASF Indonesia dengan Departemen Proteksi Tanaman yang berupa kerjasa pendidikan dan magang antara kedua institusi tersebut.

Departemen Proteksi Tanaman Mengundang Pakar dari PT Arara Abadi bahas Pengelolaan Terpadu Penyakit Akasia dan Eukaliptus

Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, IPB ─ Mendukung pengayaan pengalaman belajar bagi mahasiswa pada transformasi digital di era COVID-19, IPB mengusung sebuah format edukasi yang menyediakan wadah interaksi bagi mahasiswa dan tenaga profesional melalui diskusi dan kompetensi interpersonal dalam program Guest Lecture Series.

Guest Lecture Series ke-13 yang diadakan pada hari Sabtu, 12 Maret 2022, mengundang Dr. Bayo Alhusaeri Siregar, SP. M.Si dari PT. Arara Abadi Riau untuk membawakan sebuah materi bertema “Pengelolaan Terpadu Penyakit Akasia dan Eucalyptus pada Hutan Tanaman Industri”. Kegiatan ini dilaksanakan melalui Zoom Meeting yang dihadiri oleh Dosen Departemen Proteksi Tanaman dan mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi serta beberapa perusahaan swasta.

Hutan Tanaman Industri (HTI) menurut PP no 7 tahun 1990 adalah Hutan tanaman yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kulaitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur intensif untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industry hasil hutan.

HTI ini skala area sangat luas, sehingga terdapat ancaman produktifitas HTI. salah satunya adalah adanya penyakit tanaman. Penyakit yang sering ditemui adalah layu bakteri (Ralstonia pseudosolanacearum), penyakit busuk akar/hati (Ganoderma philpii),  penyakit busuk batang (Ceratocystis spp.), dan penyakit layu Fusarium.

Pengelolaan terpadu yang dilakukan oleh PT. Arara Abadi Riau ini adalah (1) Membuat klon/varietas tahan melalui inokulasi buatan di Growth Chamber; (2) Membuat Agen Biokontrol (Cendawan Endofit, Basidiomisetes dan Bakteri Endofit); (3) Melakukan pengendalian lainnya yaitu Biosekuriti di Clonal Garden dan eradikasi; (4) Monitoring penyakit dengan menggunakan teknologi (membuat aplikasi berbasis android yang terintegrasi dan memanfaatkan drone untuk mempermudah pemantauan serta memperoleh data wilayah yang terserang penyakit).

Berdasarkan penelitian dan melihat kondisi di lapangan, ancaman penyakit pada HTI akasia dan eukaliptus itu nyata dan merugikan.  Penerapan PHT pada HTI penting sebagai langkah mitigasi terhadap ancaman penyakit tanaman.  Penggunaan tanaman tahan dan agen hayati merupakan inti dari PHT di HTI, sedangkan pengendalian lainnya meningkatkan efisiensi PHT.  Untuk mekanisasi , digitalisasi dan automasi perlu dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan penyakit.

Untuk informasi lengkapnya silahkan untuk menonton video Guest Lecture 13 dibawah ini:

IPB Hadirkan Pakar Kenalkan Interaksi Endosimbion Serangga dengan Virus Tanaman (Kumparan)

Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, IPB University mengundang Dr Susanti M Lestari dari Kyungpook National University, Korea Selatan pada Guest Lecture Series, 25/2. Dalam kesempatan ini, Dr Susanti menyampaikan tentang Insect Endosymbiont and Plant Virus Interaction.

Dalam kesempatan ini, Dr Susanti menyampaikan bahwa hampir seluruh serangga berasosiasi dengan bakteri endosimbiotik melalui hubungan simbiosis, baik mutualisme maupun parasitisme. Ia menerangkan bahwa endosimbion mampu memanipulasi serangga inang dan virus tanaman.

“Salah satu peran endosimbion adalah melindungi virus tanaman dari degradasi selama berada di dalam tubuh serangga pada proses transmisi melalui sebuah protein yang disebut GroEl,” kata Dr Susanti.

Ia melanjutkan, beberapa penelitian telah membuktikan keefektifan endosimbion terhadap virus tanaman. Salah satunya adalah keberhasilan transfer endosimbion Wolbachia pada hama wereng coklat. Endosimbion tersebut berperan dalam menghambat infeksi maupun transmisi Rice Ragged Stunt Virus (RRSV) serta mengurangi gejala virus pada tanaman padi.

“Strategi lainnya adalah dengan menghentikan produksi protein GroEl pada bakteri melalui gene editing,” tambah Dr Susanti.

Melihat peran besar endosimbion dalam mempengaruhi serangga inang dan virus tanaman, pengendalian virus tanaman melalui endosimbion menjadi peluang yang sangat prospektif pada saat ini dan waktu yang akan datang. (*)

*Berita ini terbit pada kumparan.com 

GUEST LECTURE Series 12: Mengenal Interaksi Endosimbion Serangga dengan Virus Tanaman

Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, IPB ─ Mendukung pengayaan pengalaman belajar bagi mahasiswa pada transformasi digital di era COVID-19, IPB mengusung sebuah format edukasi yang menyediakan wadah interaksi bagi mahasiswa dan tenaga profesional melalui diskusi dan kompetensi interpersonal dalam program Guest Lecture Series.

Guest Lecture Series ke-12 yang diadakan pada Jum’at, 25 Februari 2022, mengundang Dr. Susanti M. Lestari dari Kyungpook National University, Korea Selatan, untuk membawakan sebuah materi bertema “Insect Endosymbiont and Plant Virus Interaction”. Kegiatan yang berlangsung selama 3 jam ini dilaksanakan melalui Zoom Meeting yang dihadiri oleh beberapa Dosen Departemen Proteksi Tanaman dan mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi.

Sebenarnya apa itu simbion? Simbion adalah organisme yang hidup bersimbiosis dengan organisme lain. Berdasarkan hal itu, endosimbion serangga adalah adalah simbion yang hidup di dalam tubuh serangga (inang/host). Dr. Susanti menyampaikan bahwa hampir seluruh serangga berasosiasi dengan bakteri endosimbiotik melalui sebuah hubungan simbiosis, baik mutualisme maupun parasitisme. Dr. Susanti juga menambahkan bahwa endosimbion mampu memanipulasi serangga inang dan virus tanman. Salah satu peran endosimbion adalah melindungi virus tanaman dari degradasi selama berada di dalam tubuh serangga pada proses transmisi melalui sebuah protein yang disebut GroEl.

Beberapa penelitian telah membuktikan keefektifan endosimbion terhadap virus tanaman. Salah satunya adalah keberhasilan tranfer endosimbion Wolbachia pada hama wereng cokelat yang berperan dalam menghambat infeksi dan transmisi Rice Ragged Stunt Virus (RRSV) dan mengurangi gejala virus pada tanaman padi. Strategi lainnya yang juga disampaikan dalam Guest Lecture Jum’at siang tersebut adalah dengan melakukan menhentikan produksi protein GroEl pada bakteri melalui gene editing.

Melihat peran besar endosimbion dalam mempengaruhi serangga inang dan virus tanaman, pengendalian virus tanaman melalui endosimbion menjadi peluang yang sangat prospektif pada saat ini dan waktu yang akan datang.

Untuk lebih lengkapnya silahkan sima video Guest Lecture 12 dibawah ini: